Sebelum kita berbicara tentang Palestina, Rafah ataupun Gaza sudahkah kita melihat negara kita?
Sebelum berbicara tentang genosida di sana usaikah genosida di sini?
Sebelum berbicara tentang perampasan hak, tanah dan segala di sana.
Sudahkah usai di sini?
Bukan berarti aku berbicara di sana nggak penting, hanya saja mari
kita lihat kanan kiri.
Dago Elos, Gunung Kendeng, Pakel, Wadas, Rembang, Lumajang, Kulon
Progo dan daerah-daerah lain yang masih berjuang memerdekakan tanah mereka dari
bangsa mereka sendiri.
Memang bung Karno pernah berkata “selama kemerdekaan bangsa
Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina maka sepanjang itulah
bangsa Indonesia berdiri menentang penjajah Israel.” Dan itu senada dengan
pembukaan UUD 1945 alinea pertama. Tetapi sebelum kita melihat jauh ke sana
sudahkah kita lihat sekitar? Di mana jutaan nyawa melayang, dan ribuan orang
diasingkan bahkan anak turunnya dianggap nista tanpa tahu sebabnya di tanah
kelahirannya sendiri, sementara pembunuhnya bahagia dan beranak-pinak hingga
memimpin negeri ini. Unik sekali, adakah langkah-langkah kita dalam membantu
tetangga kita yang seperti itu?
Kemerdekaan bagi Palestina adalah salah satu langkah awal dari
tegaknya keadilan dan kemanusiaan di atas bumi Tuhan Yang Maha Esa ini. Namun
bolehkah kita mulai kemerdekaan itu dari kanan-kiri kita? Kita merdekakan
mereka agar tidak ada lagi yang seperti Salim Kancil lagi.
Membantu kemerdekaan bangsa lain, tetapi tetangga kita masih ada
yang terjajah. Maka dari itu, mari kita bantu yang terdekat hingga pada
akhirnya kita mampu bersama membantu yang jauh dengan tenaga dan uluran yang
lebih kuat. Pastikan kemerdekaan akan tiba meski pada akhirnya hanya utopia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar